Ketegangan Geopolitik Tekan Harga Minyak Global
Harga minyak dunia kembali melemah pada perdagangan Selasa (15/10/2025) setelah sempat menguat di sesi sebelumnya. Tekanan ini muncul akibat meningkatnya ketidakpastian geopolitik serta tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, dua ekonomi terbesar dunia yang berperan besar terhadap permintaan energi global.
Minyak mentah berjangka Brent turun 0,4% ke US$63,04 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,4% ke US$59,26 per barel pada pukul 06.30 GMT.
Menurut Suvro Sarkar, Kepala Riset Energi di DBS Bank, pelaku pasar kini bersikap lebih berhati-hati terhadap perkembangan hubungan dagang kedua negara.
“Pasar akan tetap sensitif terhadap setiap pernyataan dari AS dan Tiongkok, meskipun pergerakan harga kemungkinan masih dalam kisaran terbatas untuk sementara waktu,” ujarnya.
Kebijakan Perdagangan Baru Picu Kekhawatiran Pasar Energi
Ketegangan meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan rencana pembatasan ekspor perangkat lunak mulai 1 November, disertai ancaman tarif hingga 100%.
Sebagai langkah balasan, Tiongkok menjatuhkan sanksi terhadap beberapa anak perusahaan pembuat kapal asal Korea Selatan yang memiliki hubungan dagang dengan AS.
Situasi ini menambah tekanan psikologis pada pasar energi, mengingat stabilitas perdagangan kedua negara tersebut sangat memengaruhi permintaan minyak global.
Laporan OPEC+ dan Prospek Pasokan Minyak Dunia
Dalam laporan bulanan OPEC+, disebutkan bahwa potensi defisit pasokan minyak dunia akan menyusut pada tahun 2026. Hal ini sejalan dengan rencana peningkatan produksi bertahap oleh Arab Saudi dan Rusia.
Namun, peningkatan pasokan ini berisiko menekan harga apabila permintaan energi global belum pulih secara optimal.
Sementara itu, kondisi pasar yang disebut backwardation — di mana harga spot lebih tinggi daripada kontrak jangka panjang — mulai menyempit, menandakan pasokan jangka pendek dianggap cukup oleh pelaku pasar.
Pandangan Analis: Harga Minyak Masih Akan Volatil
Beberapa analis menilai bahwa pelemahan harga minyak saat ini merupakan fase konsolidasi alami setelah kenaikan yang cukup tajam dalam beberapa minggu terakhir.
Menurut seorang analis energi di New York, volatilitas harga masih akan tinggi selama ketegangan dagang AS–Tiongkok belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
“Trader perlu tetap waspada karena setiap pernyataan kebijakan baru dari AS atau Tiongkok bisa memicu pergerakan harga yang signifikan.”
Peluang dan Risiko di Pasar Minyak Dunia
Pasar minyak global kini berada dalam fase yang dinamis dan penuh ketidakpastian.
Kombinasi antara faktor geopolitik, kebijakan ekspor, dan strategi produksi OPEC+ menjadi katalis utama pergerakan harga.
Bagi pelaku trading komoditas, kondisi ini menghadirkan peluang sekaligus tantangan — penting untuk selalu memperhatikan analisis fundamental dan teknikal sebelum mengambil keputusan.
Ingin memahami lebih dalam cara membaca pergerakan harga minyak dan strategi trading komoditas dengan mudah?
Belajar trading gratis sekarang di channel YouTube Octa Investama Berjangka — temukan insight pasar, tips analisis, dan strategi trading langsung dari para ahli setiap minggunya!







