bursa-saham-as-melemah-jelang-keputusan-the-fed.jpgSumber Foto: freepik.com

Bursa Saham AS Melemah Jelang Keputusan The Fed, Investor Waspada

berita

radityo - octaNews

17 Sep 2025 14:24 WIB

Wall Street Koreksi Tipis Menunggu Sinyal The Fed

Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Selasa waktu setempat, seiring para pelaku pasar menahan diri menjelang keputusan penting Federal Reserve (The Fed) terkait kebijakan suku bunga.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 ditutup turun 0,1% di New York. Penurunan ini sekaligus mengakhiri reli sembilan hari beruntun Nasdaq 100, yang menjadi rekor terpanjang sejak November 2023.

Penjualan Ritel Lebih Kuat dari Ekspektasi

Data terbaru menunjukkan penjualan ritel AS naik untuk bulan ketiga berturut-turut pada Agustus, meningkat 0,6% setelah kenaikan serupa pada Juli. Tanpa menghitung sektor otomotif, kenaikan bahkan mencapai 0,7%. Angka ini melampaui semua perkiraan ekonom dalam survei Bloomberg, menandakan daya beli konsumen masih cukup tangguh.

Kevin Gordon, Senior Investment Strategist di Charles Schwab & Co., menyebut bahwa data penjualan yang kuat dapat menimbulkan kekhawatiran bahwa pemangkasan suku bunga Fed mungkin tidak akan sedalam yang diharapkan. Namun, menurutnya, "dalam jangka panjang, data ekonomi yang solid tetaplah kabar baik bagi pasar."

Pergerakan Saham Individu

  • Oracle Corp. menguat setelah laporan perusahaan tersebut bergabung dalam konsorsium investor bersama Silver Lake dan Andreessen Horowitz untuk mengendalikan bisnis TikTok di AS.
  • Tesla Inc. juga mencatat kenaikan meski menghadapi penyelidikan dari regulator keselamatan otomotif terkait dugaan cacat pada pintu beberapa model kendaraannya.

Fokus pada Keputusan The Fed

The Fed memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa, dengan ekspektasi pasar hampir sepenuhnya memperhitungkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin. Investor akan mencermati pidato Ketua The Fed Jerome Powell sebagai panduan arah kebijakan setelah September.

Di sisi lain, Gedung Putih mengumumkan akan mengajukan banding atas putusan pengadilan yang memblokir upaya Presiden Donald Trump untuk mengganti Gubernur The Fed, Lisa Cook. Perselisihan hukum ini menambah ketidakpastian di sekitar bank sentral.

Risiko Gelembung Saham dan Valuasi Tinggi

Kekhawatiran mengenai valuasi pasar yang terlalu tinggi mulai muncul, dengan S&P 500 terus mencetak rekor baru. Menurut Seaport Research Partners, sektor non-teknologi dalam indeks tersebut telah naik 13% dalam setahun terakhir, meski pertumbuhan laba hanya 6,4%.

Scott Rubner dari Citadel Securities menilai reli saham AS bisa menghadapi gejolak jangka pendek akibat valuasi tinggi, volatilitas musiman, serta potensi aksi jual dari dana berbasis tren. Meski demikian, ia percaya tekanan tersebut tidak akan berlangsung lama dan pasar berpotensi menutup tahun dengan performa positif.

Optimisme Investor Masih Tinggi

Survei terbaru Bank of America menunjukkan 28% manajer dana global kini kelebihan alokasi pada saham, level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Selain itu, hanya 16% investor yang memperkirakan pelemahan ekonomi, mencerminkan meningkatnya keyakinan terhadap prospek pertumbuhan.

Disclaimer :

Transaksi perdagangan berjangka komoditi atau trading derivative memiliki potensi kerugian dan keuntungan yang tinggi, harap pastikan bahwa Anda mengambil tindakan yang tepat untuk dapat mengelolanya.