Trump Kembali Menggebrak: Tarif Baru Bikin Dolar AS Melejit!
Siapa sangka, keputusan kontroversial Presiden Trump kembali mengguncang pasar keuangan global. Kali ini, US Dollar Index (DXY) - barometer kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia - melesat ke level 97.80 pada perdagangan Asia hari Jumat.
Apa yang memicu lonjakan ini? Trump baru saja mengumumkan serangkaian tarif baru yang cukup mengejutkan, termasuk ancaman memberlakukan tarif menyeluruh 15-20% untuk semua mitra dagang yang tersisa.
Kanada Jadi Sasaran Utama: Tarif 35% Mulai Agustus
Dalam pengumuman yang menggemparkan pada Kamis malam, Trump secara resmi menetapkan tarif 35% untuk barang impor dari Kanada yang akan berlaku mulai 1 Agustus mendatang.
Yang lebih mengkhawatirkan, Trump menegaskan bahwa tarif 35% ini terpisah dari semua tarif sektoral lainnya. Bahkan, dia memberikan "ancaman" yang cukup serius:
"Tarif ini bisa ditingkatkan jika Kanada terus melakukan retaliasi."
Keputusan ini bukan tanpa peringatan. Sepanjang minggu ini, Trump telah mengirimkan lebih dari 20 surat kepada berbagai mitra dagang, memberitahu mereka tentang tarif yang akan berlaku mulai 1 Agustus - kecuali ada kesepakatan perdagangan baru yang dicapai.
Uni Eropa Juga Dalam Bidikan
Tidak hanya Kanada, Uni Eropa juga mendapat perhatian khusus. Trump mengumumkan bahwa blok perdagangan terbesar di dunia ini akan segera menerima surat pemberitahuan tarif baru "hari ini atau besok."
Dengan tegas, Trump menyatakan:
"Kami akan mengatakan kepada semua negara yang tersisa bahwa mereka harus membayar, entah itu 20% atau 15%. Kami akan menentukan detailnya sekarang."
Sektor Strategis Tak Luput dari Sasaran
Strategi tarif Trump semakin agresif dengan menargetkan sektor-sektor strategis:
- Tembaga: Mineral penting untuk industri teknologi
- Semikonduktor: Jantung industri teknologi modern
- Farmasi: Sektor kesehatan yang vital
Yang paling mencengangkan adalah tarif 50% untuk Brasil - salah satu yang tertinggi yang pernah diumumkan Trump sejauh ini. Semua tarif ini akan berlaku efektif bulan Agustus.
Dampak Terhadap Federal Reserve: Dilema Suku Bunga
Kebijakan tarif agresif ini menciptakan dilema besar bagi Federal Reserve (The Fed). Ancaman inflasi yang terus mengintai akibat tarif-tarif ini kemungkinan besar akan membuat The Fed berpikir dua kali untuk memangkas suku bunga hingga tahun depan.
Kondisi ini justru memberikan dukungan kuat bagi dolar AS atau "Greenback". Saat ini, pasar memperkirakan The Fed akan melakukan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin hingga akhir tahun, dengan kemungkinan dimulai pada Oktober.
Sinyal Positif dari Pasar Tenaga Kerja
Menambah optimisme terhadap dolar AS, data Initial Jobless Claims minggu yang berakhir 5 Juli menunjukkan tren positif. Angka klaim pengangguran turun menjadi 227,000 dari 233,000 minggu sebelumnya - lebih baik dari ekspektasi pasar sebesar 235,000.
Data ini menunjukkan bahwa:
- Pemberi kerja masih mempertahankan karyawan mereka
- Tidak ada urgensi bagi bank sentral AS untuk segera menurunkan suku bunga
- Kondisi pasar tenaga kerja tetap solid