Trump Buka Pintu Negosiasi Soal Layanan Kesehatan, Kebuntuan Pemerintah AS Berlanjut
Penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat (AS) memasuki minggu kedua tanpa tanda-tanda berakhir, namun Presiden Donald Trump mulai menunjukkan sinyal perubahan. Dalam pernyataannya di Gedung Putih pada Senin (6/10), Trump menyebut dirinya terbuka untuk bernegosiasi dengan Partai Demokrat terkait subsidi layanan kesehatan — isu yang selama ini menjadi batu sandungan dalam pembahasan anggaran.
“Kami sedang berdialog dengan Partai Demokrat, dan saya melihat peluang baik untuk mencapai sesuatu yang positif, terutama dalam sektor layanan kesehatan,” kata Trump kepada awak media. “Saya seorang Republik, tapi saya ingin sistem layanan kesehatan yang lebih baik untuk rakyat Amerika — bahkan mungkin lebih dari yang diinginkan Partai Demokrat.”
Pernyataan ini menandai perubahan arah dari Gedung Putih. Sebelumnya, Partai Republik bersikeras bahwa pembahasan subsidi asuransi kesehatan baru bisa dilakukan setelah pemerintah dibuka kembali. Kini, Trump tampak siap menempatkan isu kesehatan sebagai kunci penyelesaian kebuntuan.
Tantangan Politik dan Tekanan Ekonomi
Partai Demokrat tetap menolak menyetujui rancangan anggaran sementara tanpa adanya jaminan perpanjangan subsidi dalam Affordable Care Act (ACA), yang akan berakhir di akhir 2025. Mereka juga menuntut agar pemotongan dana Medicaid yang diberlakukan dalam masa jabatan kedua Trump dibatalkan.
Trump mengakui belum ada tekanan politik yang cukup kuat untuk memaksa kompromi di kedua kubu, tetapi menyatakan optimisme. “Saya pikir sesuatu yang baik akan terjadi dalam waktu dekat,” ujarnya. Namun, ia juga memperingatkan bahwa penutupan yang terlalu lama bisa berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi pegawai federal.
Di sisi lain, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menolak memastikan apakah Trump telah berbicara langsung dengan senator Demokrat. Ia hanya menegaskan bahwa komunikasi dengan pimpinan Partai Republik di Kongres tetap berjalan aktif.
Negosiasi Mandek, Ketegangan Meningkat
Hingga kini, belum ada tanda-tanda kemajuan nyata. Pemimpin Minoritas DPR, Hakeem Jeffries, bahkan menantang Ketua DPR Mike Johnson untuk melakukan debat terbuka guna membahas kebuntuan ini. Namun, Johnson menolak tawaran tersebut dan menyebutnya sebagai “aksi mencari perhatian”.
Kebuntuan yang terjadi sejak 1 Oktober ini telah menghentikan sebagian besar layanan publik, menunda pembayaran gaji ratusan ribu pegawai, dan mengganggu aktivitas ekonomi. Tekanan politik diperkirakan meningkat ketika pegawai federal mulai kehilangan gaji pada 10 Oktober, diikuti personel militer pada 15 Oktober.
Sementara itu, Partai Republik di Senat berusaha menarik dukungan beberapa senator Demokrat untuk meloloskan rancangan anggaran tanpa syarat yang akan memperpanjang pendanaan pemerintah hingga 21 November. Strateginya: menawarkan kompromi sebagian untuk subsidi Obamacare sembari menekan lewat ancaman pemangkasan pegawai dan pembatalan proyek pemerintah.
Upaya Mediasi dan Potensi Jalan Tengah
Sejumlah senator moderat dari kedua partai mencoba memecah kebuntuan. Upaya yang dipimpin oleh senator Mike Rounds (South Dakota) dan Susan Collins (Maine) sempat gagal pekan lalu, tetapi pembicaraan diharapkan berlanjut minggu ini.
Menurut sumber di Kongres, salah satu opsi kompromi yang tengah dibahas adalah menggabungkan sebagian rancangan belanja tahunan ke dalam undang-undang sementara. Dengan begitu, Demokrat bisa mengklaim kemenangan politik melalui tambahan alokasi anggaran, sementara Partai Republik tetap menjaga citra disiplin fiskal.
Namun, bagi Demokrat, janji saja tidak cukup. Mereka menuntut komitmen tertulis untuk memperpanjang subsidi asuransi kesehatan — bukan sekadar pembahasan ulang. Ketua DPR Mike Johnson menyebut dirinya telah berkomitmen untuk membawa RUU anggaran penuh ke pemungutan suara, tapi pihak oposisi menilai pernyataan itu belum memenuhi ekspektasi.
Persaingan Narasi: Politik vs Kepentingan Publik
Hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa salah satu pihak akan mengalah. Bagi Partai Republik, mengakhiri penutupan tanpa konsesi berarti kehilangan leverage politik. Sementara bagi Demokrat, menyetujui anggaran tanpa jaminan subsidi kesehatan berarti mengorbankan salah satu pilar utama kebijakan sosial mereka.
Di tengah kebuntuan ini, ratusan ribu pegawai pemerintah menghadapi ketidakpastian ekonomi, sementara pasar keuangan mencermati dampaknya terhadap pertumbuhan dan stabilitas fiskal AS.
Bagi investor global, situasi ini menambah tekanan terhadap dolar AS dan meningkatkan minat terhadap aset lindung nilai seperti emas — mencerminkan meningkatnya kekhawatiran atas risiko politik di ekonomi terbesar dunia.