fxstreet.com: Rapat The Fed berlangsung di tengah penutupan pemerintah AS yang memasuki minggu keempat sejak 1 Oktober 2025 akibat kebuntuan politik antara PartaiDemokrat dan Partai Republik soal RUU pendanaan, yang juga memicukekhawatiran dampak negatif ekonomi lebih luas. Presiden Donald Trumpmenolak bernegosiasi selama shutdown berlangsung, meningkatkan risikopenurunan ekonomi yang menjadi perhatian pembuat kebijakan The Fed.
Meski The Fed telah merencanakan beberapa penurunan suku bunga pada 2025-2026 sebagai jaminan terhadap lonjakan pengangguran, mereka tetap waspadaterhadap inflasi yang kaku dan berdampak pada tarif Trump, terhadap harga domestik,sehingga kemungkinan Powell hanya akan memberikan nada sedikit lebih dovishtanpa perubahan kebijakan besar saat pengumuman.
Data ekonomi yang rilis terbatas akibat penutupan, termasuk pesanan barangtahan lama, estimasi PDB, dan pengeluaran pribadi, dapat memperberatketidakpastian kebijakan moneter.
Shutdown pemerintah AS berdampak signifikan pada ekonomi, termasukmeningkatnya klaim pengangguran, perlambatan persetujuan hipotek,tertundanya layanan publik, dan potensi risiko PHK lebih luas. Kerugian ekonomidiperkirakan mencapai US$15 miliar per hari, sekaligus menurunkan kepercayaandan investasi. Penutupan juga menghambat rilis data ekonomi penting yangmenjadi indikator utama The Fed dalam menetapkan kebijakan suku bunga.Tekanan ini menambah kompleksifitas situasi ekonomi AS yang sudah rapuhakibat tekanan pasar tenaga kerja dan tarif perdagangan.The Fed kemungkinan akan mengamati situasi dengan hati-hati sebelum mengambil keputusan lebih lanjut. Sebelumnya penasehat gedung putih Kevin Hassett dalam pernyataannyamenyampaikan bahwa Trump minggu lalu akan mengakhiri Shutdown. Namunbila hal itu tidak terjadi, maka akan berdampak negatif pada USD/dolar.







