Harga emas melemah mendekati level $4.195 pada sesi perdagangan Asia awal hari Selasa. Pasar kini memperkirakan peluang sebesar 90% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Desember. Para pelaku pasar juga bersiap menyambut rilis data ADP Employment Change rata-rata empat minggu dan laporan JOLTS Job Openings yang dijadwalkan keluar hari ini. Tekanan kembali dirasakan oleh harga emas setelah kenaikan imbal hasil obligasi AS mendorong tekanan jual pada komoditas dan saham.
Ulasan Analisa Fundamental
Emas melemah seiring kekhawatiran pasar bahwa Federal Reserve akan menggunakan nada hawkish dalam komunikasinya, meskipun secara umum diperkirakan akan memangkas suku bunga pada Rabu mendatang. Peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps kini mencapai 90%, naik signifikan dari sekitar 66% di bulan November, menurut perangkat CME FedWatch. Fokus utama pelaku pasar adalah konferensi pers The Fed dan rilis Ringkasan Proyeksi Ekonomi berupa 'dot plot' yang dapat memberikan gambaran arah kebijakan. Jika bank sentral AS mengindikasikan pemotongan suku bunga agresif, ini berpotensi melemahkan Dolar AS dan menguntungkan harga emas. Sebaliknya, sinyal hawkish dapat menguatkan dolar dan menekan emas. Selain itu, data ADP Employment Change dan JOLTS Job Openings akan menjadi faktor penting yang perlu dicermati oleh investor.
Ulasan Analisa Teknikal
Pada perdagangan Senin, harga emas sempat menanjak menyentuh resistance di level $4.218 per ons setelah data inflasi menunjukkan tanda moderasi. Namun, keuntungan yang diraih sebagian pelaku pasar cepat tertahan oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS yang kembali menekan harga emas. Fokus pasar kini tertuju pada hasil pertemuan FOMC pekan ini. Level support penting saat ini berada di kisaran $4.174, $4.162, hingga $4.153. Sementara itu, resistance yang harus ditembus berada di $4.203, $4.221, dan $4.231. Pergerakan harga diyakini akan bergerak dalam rentang $4.153 hingga $4.205 ke depan.







