menteri-ekonomi-baru-jepang-yen-yang lemah.jpgSumber Foto: cnbcindonesia.com

Menteri Ekonomi Baru Jepang : Yen Yang Lemah Bermanfaat Bagi Pertumbuhan

berita

radityo - octaNews

29 Okt 2025 10:44 WIB

(Reuters) - Menteri Revitalisasi Ekonomi baru Jepang, Minoru Kiuchi, menyatakan pada hari Selasa bahwa yen yang lemah membawa manfaat bagi perekonomian, sementara kekurangannya dapat diatasi dengan langkah-langkah cepat untuk meringankan beban akibat kenaikan biaya hidup. Ia menegaskan bahwa prioritas pemerintahan baru adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi agar manfaat pemulihan dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

Pernyataan ini menyoroti fokus pemerintahan Perdana Menteri Sanae Takaichi yang mengedepankan kebijakan fiskal ekspansif, berbeda dengan pendekatan pendahulunya yang lebih berhati-hati menghadapi risiko inflasi akibat pelemahan yen.

"Yen yang lemah mendorong kenaikan biaya impor dan harga domestik, yang secara efektif membebani daya beli rumah tangga dan beberapa perusahaan," kata Kiuchi dalam konferensi pers. "Namun, ada manfaatnya, seperti peningkatan keuntungan eksportir dan investasi domestik," tambahnya, sambil menekankan pentingnya nilai tukar yang stabil dan mencerminkan fundamental ekonomi.

Fokus Pemerintahan Baru Pada Ekonomi

Yen yang lemah telah menjadi isu politik penting bagi pembuat kebijakan dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini mempercepat kenaikan biaya impor dan inflasi yang terus melampaui target 2% Bank of Japan selama lebih dari tiga tahun.

Pada tahun 2024, BOJ mengakhiri stimulus besar-besaran yang berlangsung selama satu dekade dan menaikkan suku bunga sebanyak dua kali hingga Januari, diiringi tekanan politik untuk menstabilkan pelemahan yen yang tajam.

Pasar memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga sebesar 0,5% dalam pertemuan kebijakan dua hari yang akan berakhir pada Kamis, dan menunggu sinyal lebih jelas terkait kebijakan pemerintahan baru sebelum menaikkan suku bunga menjadi 0,75%.

"Kami akan terus memantau dengan cermat dampak pergerakan mata uang terhadap perekonomian Jepang," ungkap Kiuchi. "Terkait kenaikan biaya hidup, kami akan merespons dengan paket ekonomi yang komprehensif," ujarnya.

Sebagai pengamat fiskal konservatif, Takaichi sedang menyiapkan paket stimulus yang diperkirakan melampaui $92 miliar tahun lalu untuk membantu masyarakat menghadapi inflasi, menurut sumber Reuters.

Menjaga Disiplin Fiskal dan Pertumbuhan

Kiuchi menekankan perlunya menjaga disiplin fiskal sambil merangsang permintaan untuk meningkatkan potensi pertumbuhan jangka panjang dan menjaga ketatnya pasar tenaga kerja. Pemerintah dan BOJ terus mencermati perkembangan inflasi dan upah, mengingat beragam pandangan tentang tingkat kelebihan permintaan yang ideal di Jepang.

Saham Jepang melonjak karena ekspektasi pasar terhadap pengeluaran besar oleh Takaichi, meskipun ada peringatan dari beberapa analis tentang tekanan pada keuangan negara yang sudah rentan.

Moody's Ratings baru-baru ini menegaskan peringkat utang Jepang di level A1, didukung oleh peningkatan pendapatan pajak yang berasal dari permintaan domestik yang kuat dan pertumbuhan ekonomi nominal yang solid. Namun, Dana Moneter Internasional memperingatkan bahwa setiap stimulus harus bersifat terarah dan sementara.

"Ekonomi Jepang akan kembali ke potensi pertumbuhan. Mereka tidak perlu melakukan stimulus berlebih," ujar Krishna Srinivasan, Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, kepada Reuters.

Disclaimer :

Transaksi perdagangan berjangka komoditi atau trading derivative memiliki potensi kerugian dan keuntungan yang tinggi, harap pastikan bahwa Anda mengambil tindakan yang tepat untuk dapat mengelolanya.