Inflasi inti Amerika Serikat (AS) turun menjadi laju paling lambat sejak awal 2021 pada November lalu. Laporan Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) yang dirilis Kamis (18/12/2025) ini terganggu oleh penutupan pemerintah federal, tapi tetap menandai jeda dari tekanan harga yang berlangsung berbulan-bulan.
Data Utama Inflasi
Indeks Harga Konsumen (IHK) inti—yang mengecualikan makanan dan energi yang fluktuatif—turun 2,6% secara tahunan pada November, lebih rendah dari kenaikan 3% pada September. Sementara itu, IHK secara keseluruhan naik 2,7% year-on-year.
Penurunan ini tertahan oleh kenaikan IHK inti sebesar 0,2% selama dua bulan berakhir November. Faktor pendorong utama meliputi penurunan biaya penginapan hotel, rekreasi, dan pakaian, meski harga barang rumah tangga serta produk perawatan pribadi justru naik.
Dampak Penutupan Pemerintah
BLS kesulitan mengumpulkan data harga Oktober karena penutupan pemerintah yang berlangsung lama hingga 12 November. Akibatnya, analisis perubahan bulanan pada indikator inflasi luas dan banyak kategori utama terbatas. Meski begitu, data ini memberi sinyal positif bahwa inflasi mulai mereda setelah terjebak di kisaran sempit sepanjang 2025.
Reaksi Pasar dan Kebijakan Fed
Laporan ini langsung memicu respons pasar: kontrak berjangka indeks saham memperpanjang kenaikan, imbal hasil obligasi pemerintah menurun, dan nilai tukar dolar AS melemah.
Belum jelas dampaknya terhadap Federal Reserve (The Fed). Pekan lalu, The Fed memang memotong suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut guna mengantisipasi pelemahan pasar tenaga kerja. Gubernur Jerome Powell sempat menyebut data IHK "mungkin terdistorsi" akibat penutupan tersebut, sehingga pembuat kebijakan masih berbeda pendapat soal arah suku bunga 2026.
Laporan ini menambah harapan pelonggaran moneter lebih lanjut, tapi pengamat menunggu data Desember untuk konfirmasi tren.







