iran-ancam-serang-pos-militer.jpgSumber Foto: english.alarabiya.net

Iran Ancam Serang Pos Militer, AS Tarik Staf Kedubes dari Timteng

berita

radityo - octaNews

12 Jun 2025 15:23 WIB

Pemerintah Amerika Serikat (AS) memerintahkan sebagian staf Kedutaan Besarnya di Baghdad untuk meninggalkan Irak dan mengizinkan personel militer AS di Timur Tengah(Timteng) untuk dievakuasi. Langkah ini diambil menyusul ancaman Iran yang akan menyerang pangkalan militer AS jika perundingan mengenai program nuklirnya gagal.

Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi keputusan pengurangan staf di Irak berdasarkan analisis keamanan terbaru. Sementara itu, Pentagon menyatakan bahwa Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengizinkan penarikan pasukan AS dari kawasan Timteng. Kedua pernyataan resmi tersebut tidak merinci ancaman spesifik, tetapi New York Post melaporkan Presiden Donald Trump mengaku semakin pesimistis terhadap prospek negosiasi pembatasan program nuklir Iran.

Ancaman Balasan Iran

Iran memperingatkan akan menargetkan aset militer AS di Timteng jika perundingan gagal dan negara itu diserang. "Kami berharap negosiasi berhasil, tetapi jika konflik dipaksakan,kami akan membalas dengan menghancurkan seluruh pangkalan AS di negara tuan rumah," tegas Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh dalam pidato televisi.

Dampak pada Pasar Minyak dan Peringatan Pelayaran

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melonjak 5,2% setelah Reuters melaporkan persiapan evakuasi Kedubes AS di Irak,produsen minyak terbesar kedua OPEC. Di sisi lain, Angkatan Laut Inggris (UKMTO) mengeluarkan peringatan langka tentang risiko gangguan pelayaran di Selat Hormuz akibat eskalasi militer.

Ruang Diplomasi dan Ancaman Militer

Evakuasi keluarga personel militer AS berlaku di seluruh wilayah operasi CENTCOM, yang mencakup sebagian besar Timteng. Pentagon menegaskan kesiapan menjaga stabilitas kawasan bersama sekutu.

Sementara itu, Iran dikabarkan sedang menyusun proposal baru untuk perundingan nuklir ke-6 di Muscat, Oman. Wakil Menteri Luar Negeri Iran Majid Takht-Ravanchi menyebut proposal itu sebagai "dasar kerja," mengisyaratkan kemungkinan kesepakatan sementara.

Presiden Trump bersikukuh akan menyerang Iran jika negosiasi gagal, sementara Israel yang meyakini Iran mengembangkan senjata nuklir—siap bertindak mandiri. Iran sendiri konsisten membantah memiliki program senjata nuklir.

Sumber : Bloomberg.com

Disclaimer :

Transaksi perdagangan berjangka komoditi atau trading derivative memiliki potensi kerugian dan keuntungan yang tinggi, harap pastikan bahwa Anda mengambil tindakan yang tepat untuk dapat mengelolanya.