Inflasi AS Diproyeksikan Naik, The Fed dalam Dilema
Konsumen Amerika Serikat (AS) diperkirakan menghadapi kenaikan inflasi inti pada Juli 2024, seiring kenaikan harga barang-barang yang terkena bea impor Trump.
A. Proyeksi Inflasi AS
- Indeks Harga Konsumen (IHK) inti (tidak termasuk makanan dan energi) diprediksi naik 0,3% pada Juli, lebih tinggi dari kenaikan 0,2% di Juni.
- IHK keseluruhan diperkirakan hanya naik 0,2%, didorong oleh penurunan harga bensin.
B. Dampak Tarif Trump pada Harga Konsumen
- Kenaikan tarif impor mulai terasa di sektor perabot rumah tangga dan barang rekreasi.
- Namun, inflasi jasa inti masih stabil.
- Ekonom memperkirakan dampak tarif akan berlangsung bertahap.
C. Dilema The Fed
The Fed masih mempertahankan suku bunga acuan untuk memantau apakah kenaikan tarif benar-benar memicu inflasi jangka panjang. Sementara itu:
- Pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
- Penjualan ritel diperkirakan tumbuh solid di Juli, didorong oleh diskon Amazon Prime Day dan insentif pembelian kendaraan.
D. Prospek Ekonomi Global
Asia:
- Australia diperkirakan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini.
- China akan merilis data kredit dan suplai uang untuk mengukur stimulus ekonomi.
- India diprediksi mengalami penurunan inflasi tahunan.
- Jepang diperkirakan terhindar dari resesi setelah laporan PDB kuartal II.
Eropa & Timur Tengah:
- Inggris diprediksi mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.
- Swiss diperkirakan mengalami kontraksi ekonomi akibat tarif AS.
- Turki akan memaparkan proyeksi inflasi 2025.
Kesimpulan
Kenaikan inflasi AS akibat tarif Trump menjadi tantangan bagi The Fed dalam menyeimbangkan kebijakan moneter. Sementara itu, perlambatan ekonomi global dan ketegangan perdagangan terus mempengaruhi stabilitas pasar.