fxstreet.com: Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) terus mengalami penurunan untuk hari ketiga berturut-turut pada Rabu, jatuh di bawah level kunci $60,00 per barel dan menyentuh titik terendah dalam satu minggu. Penurunan ini terjadi setelah Badan Informasi Energi AS (EIA) merilis laporan terbaru yang menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah jauh lebih besar dari perkiraan pasar. Pada saat penulisan, WTI diperdagangkan di kisaran $59,60 per barel, turun hampir 1% pada hari tersebut.
Menurut data EIA, "Perubahan Stok Minyak Mentah" naik sebesar 5,202 juta barel selama pekan yang berakhir pada 31 Oktober. Angka ini jauh melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 1,8 juta barel, dan bertolak belakang dengan penurunan sebesar 6,858 juta barel pada pekan sebelumnya.
Data tersebut menegaskan kekhawatiran pasar bahwa pasokan minyak AS tetap melimpah, meskipun permintaan global mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan. Produksi minyak mentah domestik AS bertahan mendekati rekor tertinggi di angka 13,65 juta barel per hari, sementara impor minyak mentah neto meningkat tajam menjadi 1,56 juta barel per hari, yang semakin menambah akumulasi persediaan secara keseluruhan.
Laporan ini sejalan dengan keputusan OPEC+ yang baru-baru ini menyepakati peningkatan produksi moderat sebesar 137.000 barel per hari untuk bulan Desember. Namun, mereka juga menandai rencana untuk menghentikan kenaikan produksi lebih lanjut selama kuartal pertama 2026 sebagai langkah antisipasi terhadap potensi kelebihan pasokan di tengah permintaan global yang melemah.
Dilihat dari sisi permintaan, aktivitas manufaktur global masih menunjukkan kelemahan. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur HCOB Zona Euro untuk Oktober mencatat angka 50, naik tipis dari 49,8 pada September. Hal ini menunjukkan adanya stabilisasi di sektor manufaktur kawasan tersebut setelah lebih dari satu tahun mengalami kontraksi, meskipun permintaan dasarnya masih lemah.
Di Amerika Serikat, PMI Manufaktur ISM tetap berada di zona kontraksi dengan angka 48,7. Sementara itu, di Tiongkok, PMI Manufaktur NBS turun menjadi 49, menandakan pelemahan lebih lanjut di antara perusahaan milik negara yang besar. PMI Manufaktur Caixin (RatingDog) juga turun menjadi 50,6 dari 50,9, menandakan perlambatan ekspansi pada perusahaan swasta yang lebih kecil.
Kombinasi faktor penguatan Dolar AS (USD), data sektor manufaktur global yang beragam, dan peningkatan persediaan minyak memberikan tekanan berkelanjutan pada harga WTI, sehingga pasar minyak mentah tetap tertekan pada situasi saat ini.







