Harga emas (XAU/USD) berpotensi mencatat rekor tertinggi baru pada tahun 2026, meskipun reli seagresif tahun 2025 sulit terulang. Pada 2025, emas memulai tahun dengan tren bullish kuat, mencatat kenaikan mengesankan di kuartal pertama. Setelah fase konsolidasi selama musim panas, logam mulia ini melonjak di kuartal ketiga dan menyentuh puncak sepanjang masa di level $4.381 per ons pada Oktober.
Analisis Fundamental
Meskipun XAU/USD mengalami koreksi akibat sentimen risiko positif pada dolar AS, tekanan jual ini tampak tidak berkelanjutan. Pasar kini mewaspadai agenda penting minggu depan, termasuk keputusan Mahkamah Agung AS terkait kebijakan tarif Trump. Selain itu, data inflasi AS yang relatif lebih rendah memicu spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (Fed) lebih agresif, dengan ekspektasi total penurunan hingga 63 basis poin (bps) sepanjang 2026.
Presiden AS Donald Trump juga menyatakan bahwa ketua Fed berikutnya akan mendukung penurunan suku bunga tajam, yang berpotensi mendukung harga emas lebih lanjut. Hari ini, pasar menanti rilis data PCE Price Index untuk mengonfirmasi tren inflasi. Di sisi lain, data GDP AS yang lebih rendah dari ekspektasi (3,2% dari sebelumnya 3,8%) diprediksi semakin menguntungkan emas sebagai aset safe haven.
Analisis Teknikal
Pada perdagangan Senin (22 Desember 2025), harga emas naik ke $4.384 per ons di pasar AS, merespons penurunan data inflasi dan antisipasi rilis data ekonomi pekan ini. Koreksi harga tampak terbatas karena volume transaksi tipis menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Level Support Utama : $4.335, $4.310, hingga $4.290.
Level Resistance Utama : $4.390, $4.405, hingga $4.422.
Rentang pergerakan harga diproyeksikan antara $4.310–$4.390 dalam jangka pendek, dengan potensi breakout bullish jika data ekonomi AS mendukung.







