Bloomberg, Dua pejabat Federal Reserve atau The Fed, termasuk Gubernur The Fed New York John Williams, mengisyaratkan para pembuat kebijakan mungkin belum siap menurunkan suku bunga sebelum September karena mereka menghadapi ketidakpastian inflasi karena tarif.
"[Pemotongan suku bunga] Tidak akan terjadi pada Juni, kita akan memahami yang terjadi di sini, atau pada Juli," kata Williams di konferensi yang digelar Mortgage Bankers Association, Senin (19/5/2025) waktu setempat.
"Ini akan menjadi proses pengumpulan data, mendapatkan gambaran yang lebih baik, dan mengamati berbagai hal yang berkembang."
Tiga pertemuan The Fed selanjutnya akan diadakan pada Juni, Juli, dan September.
Para investor saat ini melihat peluang penurunan suku bunga kurang dari 10% saat para pembuat kebijakan bertemu pada 17-18 Juni di Washington. Berdasarkan harga di fed funds futures, para investor memperkirakan dua penurunan seperempat poin pada akhir tahun ini, turun dari empat poin yang terlihat pada akhir April.
Gubernur The Fed Atlanta Raphael Bostic menyampaikan hal serupa dalam wawancara dengan Bloomberg Television pada Senin, memberi sinyal keengganan untuk menaikkan suku bunga dalam beberapa waktu ke depan.
Jika negosiasi dagang yang sedang berlangsung dari pemerintahan Trump berlarut-larut, "hal itu akan berlanjut hingga musim panas, dalam hal ini kita tidak akan benar-benar tahu apa dampak sebenarnya yang akan terjadi selama beberapa bulan setelahnya," kata Bostic kepada Michael McKee dari Bloomberg.
Sebelumnya pada Senin, Bostic mengatakan para pembuat kebijakan perlu menunggu "tiga hingga enam bulan" untuk melihat bagaimana masalah dagang akan diselesaikan. Ia mengatakan masih ada kemungkinan pembicaraan dagang akan bergerak maju lebih cepat, menurunkan tarif lebih dari yang diperkirakan.
"Dalam hal ini, kami mungkin bisa mempercepat beberapa pekerjaan kami karena mungkin tidak banyak yang perlu kami lakukan dalam hal mengelola tingkat harga," bebernya.
Williams terus menekankan bahwa ketidakpastian tidak hanya menghambat para pembuat kebijakan, tetapi juga perusahaan dan rumah tangga karena mereka kesulitan memprediksi bagaimana tarif dan kebijakan Trump lainnya akan memengaruhi ekonomi AS.
Pejabat The Fed tak mengubah tingkat suku bunga pada awal Mei. Alasannya, ketidakpastian terus meningkat sebagian besar disebabkan oleh tarif. Para pembuat kebijakan juga melihat risiko pengangguran dan inflasi makin tinggi.
Pemerintahan Trump baru-baru ini mencapai kesepakatan sementara dengan China untuk menurunkan tarif pada banyak barang impor. Negosiasi sedang berlangsung dengan mitra dagang utama di tengah jeda pungutan resiprokal selama 90 hari.
Williams, seperti banyak rekannya, mengatakan The Fed bisa memanfaatkan waktu saat ini untuk menilai data baru. Meski mengakui inflasi telah turun dan ekonomi mulai membuka lebih banyak lapangan kerja, ia masih memantau tunggakan dan keinginan belanja konsumen.
Dia juga menyebut pengaturan kebijakan The Fed saat ini "sedikit restriktif" dan ada di posisi yang baik.
Bostic mengungkapkan kekhawatirannya akan inflasi dan ekspektasi publik terhadap kenaikan harga di masa mendatang.
"Mengingat gerak melintas dua mandat [target] kami, dua tugas kami, saya sangat khawatir terhadap sisi inflasi, dan terutama karena kami melihat ekspektasi bergerak dengan cara yang merepotkan," ujar Bostic.
Pada Konferensi Pasar Keuangan 2025 The Fed Atlanta, Senin, Deputi Gubernur The Fed Philip Jefferson juga menekankan pendekatan wait and see. Dia mengatakan penting bagi The Fed untuk memastikan setiap potensi kenaikan harga tidak berkembang menjadi kenaikan inflasi yang berkelanjutan.
"Mengingat tingkat ketidakpastian yang kita hadapi saat ini, saya yakin sudah sepantasnya kita menunggu dan melihat bagaimana kebijakan berkembang dari waktu ke waktu dan dampaknya," kata Jefferson, seraya menambahkan, kebijakan moneter saat ini di "posisi yang sangat baik."
Gubernur The Fed Minneapolis Neel Kashkari—yang juga berbicara pada Senin—menilai ekonomi AS berada di pijakan yang kokoh awal tahun ini, dan bank sentral telah membuat banyak kemajuan dalam menurunkan inflasi.
Ia mengatakan tarif, bagaimanapun, telah membuat para pembuat kebijakan "bingung," membuat mereka menahan untuk mengubah kebijakannya saat ini.
"Ada banyak ketidakpastian yang sedang kami coba atasi," kata Kashkari. "Kami hanya perlu menunggu dan melihat sampai kami mendapatkan lebih banyak informasi."