outlook-minyak-global-2025-ketegangan-geopolitik.jpgSumber Foto: cosmos.so

Outlook Minyak Global 2025: Ketegangan Geopolitik vs Risiko Surplus 2026

berita

radityo - octaNews

9 Okt 2025 11:04 WIB

Prospek Harga Mentah: Pertempuran Sengit Antara Fear Premium dan Ancaman Surplus 2026

Pasar minyak mentah global saat ini berada dalam kondisi keseimbangan yang genting, terperangkap dalam tarik-menarik antara ancaman gangguan pasokan yang didorong oleh geopolitik dan realitas fundamental peningkatan stok komersial.

Pada tanggal 9 Oktober 2025, harga acuan Brent Crude terkoreksi, meskipun sehari sebelumnya sempat menunjukkan reli signifikan. Bagi para trader dan investor, momen ini menuntut analisis mendalam terhadap faktor-faktor struktural yang membentuk pergerakan harga.

Dualitas Harga: Koreksi Setelah Reli Geopolitik

Pergerakan harga terbaru menunjukkan sensitivitas pasar yang akut terhadap berita risiko.

Kenaikan Cepat (8 Oktober): Harga minyak dunia sempat melonjak 1% lebih, dengan Brent Crude mencapai USD 66,25 per barel dan West Texas Intermediate (WTI) naik menjadi USD 62,55 per barel. Kenaikan ini didorong oleh dua faktor utama:  

Ancaman Pasokan Rusia: Ketidakmajuan dalam upaya perdamaian dengan Ukraina menimbulkan ekspektasi bahwa sanksi terhadap Moskow akan terus berlanjut, membatasi pasokan global. Ancaman serangan drone berkelanjutan terhadap infrastruktur energi Rusia semakin memperkuat fear premium ini.  

Ekspektasi Dovish The Fed: Pasar berspekulasi Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan akhir Oktober. Suku bunga yang lebih rendah secara tradisional meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi, bertindak sebagai pendorong permintaan yang bullish.  

Koreksi (9 Oktober): Meskipun ada sentimen bullish sehari sebelumnya, Brent terkoreksi 0,87% menjadi USD 65,67 per barel pada 9 Oktober. Koreksi ini disebabkan oleh bergesernya fokus pasar kembali ke fundamental fisik. Laporan menunjukkan adanya peningkatan persediaan stok komersial, terutama di Amerika Serikat, yang menimbulkan keraguan tentang tingkat permintaan aktual dan mengimbangi risiko geopolitik yang ada.  

Strategi OPEC+: Drip-Feed untuk Menjaga Harga

Kelompok OPEC+ menunjukkan komitmen yang sangat berhati-hati dalam mengelola pasokan global, sinyal yang sangat penting bagi para trader yang fokus pada manajemen risiko pasokan:

  • Kehati-hatian Ekstrem: OPEC+ setuju untuk memulihkan hanya 137.000 barel per hari (bpd) dari pasokan yang dihentikan—laju yang lebih lambat dari sebelumnya. Keputusan drip-feed ini mencerminkan kekhawatiran internal kelompok tersebut terhadap prospek kelebihan pasokan.  
  • Mekanisme Penyangga (Buffer): Dengan kapasitas cadangan (spare capacity) yang diperkirakan mencapai sekitar 5 juta bph—tertinggi sejak resesi 2009 (tidak termasuk puncak pandemi 2020) — OPEC+ memegang kontrol substansial untuk menstabilkan harga jika terjadi lonjakan yang tidak terkendali.  
  • Ancaman Jangka Panjang: Meskipun OPEC+ dapat menstabilkan harga jangka pendek, trader harus mewaspadai proyeksi International Energy Agency (IEA) yang memperkirakan pasokan akan melebihi permintaan dengan margin rekor pada tahun 2026. Hal ini menempatkan pasar di ambang potensi "krisis harga minyak" yang didorong oleh surplus fisik.  

Risiko Geopolitik sebagai Price Floor Struktural

Faktor geopolitik tidak lagi hanya menjadi risiko jangka pendek, melainkan telah menjadi price floor struktural yang menjaga harga minyak di atas tingkat yang dapat dicapai dalam kondisi pasar yang stabil.  

Target Kilang Rusia: Serangan drone yang menargetkan kilang minyak terbesar Rusia di sekitar Kirishi menegaskan kerentanan infrastruktur. Kerusakan kilang (fasilitas penyulingan) memiliki efek pengganda, tidak hanya mengurangi produk olahan bernilai tinggi (bensin, diesel) tetapi juga menciptakan surplus minyak mentah lokal yang tidak dapat diproses. Dampak ganda ini cenderung menarik harga mentah patokan naik lebih tajam.  

Kerentanan Kapasitas Cadangan: Meskipun OPEC+ memiliki cadangan yang besar, kapasitas cadangan non-OPEC+ dipersepsikan sebagai "menipis". Ini berarti setiap gangguan pasokan besar akan memaksa pasar untuk bergantung sepenuhnya pada pelepasan pasokan OPEC+, sehingga meningkatkan risiko lonjakan harga yang tiba-tiba.  

Proyeksi Jangka Pendek dan Poin Penting untuk Trading

Untuk para trader yang beroperasi di Kuartal IV 2025, fokus harus diarahkan pada dua pemicu volatilitas utama:

  • Keputusan The Fed: Keputusan suku bunga pada akhir Oktober adalah pendorong sentimen permintaan global yang krusial. Pemangkasan suku bunga akan memperkuat kasus bullish pada permintaan energi.  
  • Kepatuhan OPEC+: Setiap tanda keretakan dalam kepatuhan kuota OPEC+, terutama jika surplus mulai menekan harga, dapat memicu koreksi pasar yang tajam.

Implikasi Domestik Indonesia: Kenaikan harga Pertalite (BBM bersubsidi) di Indonesia menjadi Rp 10.000 per liter pada Oktober 2025 merupakan sinyal jelas bahwa tekanan harga global telah ditransfer ke ekonomi domestik. Bagi trader makro, ini meningkatkan risiko inflasi domestik, yang dapat memengaruhi mata uang dan pasar obligasi.  

Secara keseluruhan, pasar minyak saat ini berisiko tinggi namun memiliki potensi keuntungan. Trader bisa memanfaatkan setiap kenaikan harga yang di dorong oleh geopolitik sebagai potensi peluang shorting jangka pendek, dengan mengingat ancaman surplus struktural yang membayangi tahun 2026. Sementara itu, posisi long harus diposisikan sebagai lindung nilai terhadap risiko eskalasi konflik yang dapat dengan cepat menghilangkan cadangan pasar yang tersisa.

Disclaimer :

Transaksi perdagangan berjangka komoditi atau trading derivative memiliki potensi kerugian dan keuntungan yang tinggi, harap pastikan bahwa Anda mengambil tindakan yang tepat untuk dapat mengelolanya.