harga-minyak-mentah-naik-usai-rusia-hentikan-export.jpgSumber Foto: metrotvnews.com

Harga Minyak Mentah Naik Usai Rusia Hentikan Export

berita

radityo - octaNews

17 Nov 2025 14:05 WIB

Harga minyak dunia naik lebih dari 2% pada Jumat, 14 November 2025, didorong oleh kekhawatiran terhadap pasokan setelah pelabuhan Laut Hitam Novorossiisk menghentikan ekspor minyak. Langkah ini terjadi menyusul serangan pesawat nirawak Ukraina yang mengenai depot minyak di pusat energi utama ( Rusia )

Mengutip CNBC, Sabtu (15/11/2025), harga minyak Brent meningkat sebesar USD 1,38 atau 2,19% ke posisi USD 64,39 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik USD 1,40 atau 2,39% menjadi USD 60,09 per barel.

Harga minyak dunia cenderung stabil selama pekan ini. Brent mencatat kenaikan mingguan sekitar 0,7%, sedangkan WTI mengalami kenaikan tipis sebesar 0,15%.

Serangan pada Jumat tersebut menyebabkan kerusakan pada sebuah kapal di pelabuhan, bangunan apartemen, serta depot minyak di Novorossiisk, menyebabkan tiga awak kapal terluka—menurut pejabat Rusia. Pelabuhan pun memutuskan untuk menghentikan ekspor minyak, sementara perusahaan pipeline monopoli, Transneft, menangguhkan pasokan minyak mentah ke outlet tersebut. Informasi ini diperoleh dari dua sumber industri yang berbicara kepada Reuters.

“Intensitas serangan ini meningkat signifikan dan semakin sering terjadi. Jika berlanjut, serangan ini dapat menyebabkan gangguan pasokan jangka panjang,” ujar Giovanni Staunovo, analis komoditas di UBS.

Pasar kini sedang menilai dampak serangan tersebut dan implikasinya terhadap pasokan minyak Rusia ke depannya. Secara industri, pengiriman minyak mentah melalui Novorossiisk mencapai 3,22 juta ton atau setara dengan 761.000 barel per hari pada Oktober, dengan total ekspor produk minyak sebanyak 1,794 juta ton.

Di sisi lain, investor terus memantau dampak sanksi Barat terhadap pasokan dan arus perdagangan minyak Rusia. Pada Jumat lalu, Inggris mengeluarkan izin khusus yang memungkinkan perusahaan tetap bekerja sama dengan dua anak perusahaan Bulgaria dari perusahaan minyak Rusia yang tengah disanksi, Lukoil , menyusul pengambilalihan aset-aset tersebut oleh pemerintah Bulgaria.

Sementara itu, Amerika Serikat memberlakukan sanksi yang melarang transaksi dengan perusahaan minyak Rusia, termasuk Lukoil dan Rosneft , setelah 21 November sebagai bagian dari tekanan diplomatik agar Kremlin mau merundingkan perdamaian terkait Ukraina.

JPMorgan menyebutkan bahwa sekitar 1,4 juta barel minyak Rusia per hari, hampir sepertiga dari potensi ekspor lewat jalur laut, kini disimpan di kapal tanker karena proses bongkar muat melambat akibat sanksi AS terhadap Rosneft dan Lukoil. Setelah 21 November, membongkar kargo diperkirakan akan semakin sulit.

Sebelumnya pada Kamis, 13 November 2025, harga minyak sempat sedikit menguat setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam. Penguatan ini terjadi setelah investor mempertimbangkan risiko kelebihan pasokan akibat ancaman sanksi terhadap Lukoil Rusia.

Harga minyak mentah Brent pada Kamis naik 55 sen menjadi USD 63,24 per barel setelah sempat turun hingga 3,8%, sedangkan WTI menguat 50 sen menjadi USD 59,01 per barel, memulihkan sebagian penurunan sebesar 4,2% yang terjadi pada sesi sebelumnya.

Suvro Sarkar, Kepala Tim Sektor Energi di DBS Bank, mengatakan, “Harga minyak di kisaran USD 60 per barel akan mendapat dukungan cukup kuat, terutama dengan potensi gangguan pasokan jangka pendek akibat pembatasan ekspor Rusia menyusul sanksi.”

Dalam perkembangan data persediaan, stok minyak mentah Amerika Serikat naik 1,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 7 November, menurut data American Petroleum Institute (API). Sementara itu, Badan Informasi Energi AS (EIA) dijadwalkan akan merilis data inventaris resmi pada Kamis mendatang.

Disclaimer :

Transaksi perdagangan berjangka komoditi atau trading derivative memiliki potensi kerugian dan keuntungan yang tinggi, harap pastikan bahwa Anda mengambil tindakan yang tepat untuk dapat mengelolanya.