Emas menguat menembus level $4.173 per troy ounce, mencapai titik tertinggi dalam dua minggu terakhir. Kenaikan ini didorong oleh spekulasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) lebih lanjut, yang melemahkan dolar AS dan memperkuat permintaan safe haven terhadap emas. Namun, penguatan emas ini menghadapi tekanan dari imbal hasil obligasi pemerintah AS yang kembali naik, sehingga membuat pembeli lebih berhati-hati.
Ulasan Analisa Fundamental
Dolar AS yang melemah menjadi faktor utama pendukung kenaikan harga emas, dengan emas sedang menuju kenaikan bulanan keempat berturut-turut. Ketegangan geopolitik dan spekulasi pemangkasan suku bunga Fed terus mempertahankan sentimen bullish pada emas. Namun, potensi perundingan damai Rusia-Ukraina yang membaik dapat mengurangi permintaan safe haven. Saat ini pasar memperkirakan peluang 76% pemangkasan suku bunga Fed pada Desember dan total pelonggaran 91 basis poin hingga akhir 2026, yang menopang harga emas. Meski klaim pengangguran awal dan pesanan barang tahan lama di AS menunjukkan data cukup baik, dolar tetap sulit menguat. Dengan libur Thanksgiving di AS, volatilitas pasar kemungkinan menurun sehingga emas cenderung mengonsolidasikan kenaikannya. Sementara itu, ketiadaan rilis data PCE price index minggu ini menambah ketidakpastian terkait inflasi AS yang menjadi acuan The Fed.
Ulasan Analisa Teknikal
Pada perdagangan terakhir, harga emas naik mendekati resistance penting di $4.174 per troy ounce dengan grafik harian yang menunjukkan tren bullish. Data awal klaim pengangguran AS mendukung spekulasi pemangkasan bunga, namun belum mengubah narasi pasar secara signifikan. Support teknikal saat ini berada di $4.158, $4.146, dan $4.133, sedangkan resistance berada di $4.175, $4.186, hingga $4.200. Rentang pergerakan harga diperkirakan antara $4.146 hingga $4.200. Pasar akan fokus pada rilis data neraca perdagangan dan sektor perumahan AS untuk menentukan arah selanjutnya.
Penguatan emas ini didukung oleh melemahnya dolar AS akibat spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed, yang cenderung menekan nilai dolar dan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven dan lindung nilai inflasi. Namun, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS menjadi faktor penghambat karena meningkatkan biaya oportunitas memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Secara teknikal, indikator seperti Relative Strength Index (RSI) dan MACD menunjukkan peluang lanjutnya tren bullish emas dengan kunci pengujian level resistance $4.220 sebagai penentu apakah harga emas bisa menembus level tertinggi baru.
Dengan kondisi pasar saat ini, emas diperkirakan akan terus berfluktuasi dalam rentang tersebut, menunggu data ekonomi penting dari AS yang akan menjadi faktor penentu sentimen investor untuk pekan depan.







