Jakarta, 23 Juni 2025 - Harga emas dunia melemah di awal pekan ini, setelah sebelumnya mencatat penguatan tipis pada sesi Asia. Penurunan terjadi meski ketegangan geopolitik di Timur Tengah melonjak tajam. Berdasarkan data FXStreet, harga emas (XAU/USD) terperosok mendekati US$3.330 per troy ounce menjelang pembukaan sesi Eropa, tertekan oleh penguatan Dolar AS serta proyeksi kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang masih agresif.
Dolar AS Dominan, Fed Masih Hawkish
Penguatan Dolar AS menjadi faktor utama yang menekan harga logam mulia. The Fed menyatakan hanya akan memangkas suku bunga satu kali tahun ini lebih sedikit dari ekspektasi pasar. Sikap hawkish ini mengurangi daya tarik emas sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding).
Dolar menguat setelah dirilisnya data ekonomi AS yang solid serta pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menyatakan kehati-hatian terhadap pelonggaran kebijakan moneter terlalu dini. Hal ini membuat investor lebih memilih aset berbasis dolar.
Gejolak Timur Tengah Tak Cukup Menopang
Di sisi lain, eskalasi konflik di Timur Tengah mencuat setelah AS melancarkan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan. Meskipun ketegangan geopolitik umumnya mendorong permintaan terhadap emas sebagai safe haven, sentimen pasar saat ini lebih didominasi oleh faktor fundamental makroekonomi.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, berjanji akan melakukan pembalasan atas serangan yang terjadi. Namun, hingga saat ini, dampaknya terhadap harga emas masih terbatas karena tekanan dari sisi teknikal dan dominasi dolar AS.
Analisis Teknikal: Konsolidasi atau Koreksi Lebih Dalam?
Dari sisi teknikal, harga emas (XAU/USD) masih berada dalam tren naik jangka pendek, namun pelaku pasar menanti konfirmasi sinyal bearish lanjutan. Fokus utama berada pada area Simple Moving Average (SMA) 100-periode dan garis tren naik jangka pendek.
Indikator osilator harian menunjukkan kehilangan momentum positif, dan grafik per jam mengindikasikan tekanan jual semakin kuat. Jika tekanan ini berlanjut, emas diprediksi dapat turun ke support di kisaran US$3.323-3.322, sebelum menguji level psikologis US$3.300.
Sebaliknya, jika harga berhasil menembus resistensi kuat US$3.400, maka penguatan dapat berlanjut menuju US$3.434-3.435, bahkan hingga US$3.451-3.452, yang merupakan area tertinggi dua bulan terakhir. Jika terjadi aksi beli lanjutan, emas bisa menguji rekor tertinggi sepanjang masa di US$3.500 batas atas dari saluran tren naik saat ini.
Ringkasan Pergerakan Emas Hari Ini
Faktor | Dampak |
---|---|
Dolar AS Menguat | Menekan harga emas |
Kebijakan Fed Tetap Hawkish | Tekan permintaan logam mulia |
Konflik Iran - AS Memanas | Topang harga, namun efeknya terbatas |
Data PMI Global (Antisipasi) | Potensi pemicu sentimen pasar baru |
Seperti dilansir dari FXStreet, tekanan terhadap harga emas masih akan bergantung pada dinamika geopolitik dan arah kebijakan The Fed. Meskipun kondisi geopolitik kian memanas, dominasi dolar AS dan ekspektasi suku bunga tinggi menjadi tantangan utama bagi kenaikan emas dalam waktu dekat. Investor disarankan mencermati rilis data PMI serta perkembangan konflik Iran-AS untuk menentukan arah pasar selanjutnya.