fxstreet.com : Dow Jones kembali menguat pada hari Rabu setelah mengalami tekanan di awal perdagangan. Penurunan awal pada pasar ekuitas disebabkan oleh data lapangan kerja ADP yang melemah dan penurunan target penjualan dari divisi berbasis AI Microsoft, yang keduanya mengecewakan pasar.
Meski data ketenagakerjaan menunjukkan penurunan, hal ini justru memunculkan spekulasi baru bahwa Federal Reserve (Fed) akan kembali menurunkan suku bunga pada Desember untuk ketiga kalinya berturut-turut. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) berhasil naik sebesar 420 poin, didorong oleh optimisme bahwa perlambatan ekonomi AS cukup signifikan hingga memaksa Fed melakukan pelonggaran kebijakan moneter.
Data ketenagakerjaan swasta yang dirilis oleh ADP menunjukkan adanya kontraksi 32 ribu lapangan kerja pada bulan November. Angka ini berbeda jauh jika dibandingkan dengan kenaikan 47 ribu pada bulan sebelumnya, dan jauh di bawah ekspektasi median pasar yang sebesar 5 ribu. Meskipun data ADP dikenal fluktuatif dan tidak selalu sejalan dengan angka resmi pemerintah, keterbatasan data resmi akibat penutupan pendanaan pemerintah AS membuat data ini menjadi acuan sementara bagi pasar dan pejabat Fed.
Menurut FedWatch Tool dari CME Group, pasar kini memberikan peluang hampir 90% bahwa Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga ketiga kalinya pada pertemuan Desember mendatang. Meski kemungkinan penundaan hingga Januari masih ada di angka 80%, sentimen pasar semakin condong pada pemangkasan di bulan ini sebagai respons terhadap kondisi pasar tenaga kerja yang melemah.
Di sektor lain, produksi industri AS mencatat kenaikan tipis 0,1% pada September, meskipun revisi data sebelumnya menyesuaikan angka bulan sebelumnya menjadi minus 0,3%. Sementara itu, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Komposit dari S&P Global menunjukkan ekspektasi bisnis yang lebih rendah, turun dari 54,8 menjadi 54,2, menandakan perlambatan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Sementara itu, ekspektasi penjualan divisi AI Microsoft mengalami revisi turun menjelang penutupan tahun. Terlepas dari optimisme Microsoft yang menargetkan tahun 2025 sebagai “tahun agen AI,” tekanan permintaan dari pengguna akhir membuat perusahaan serta divisi AI-nya menurunkan kuota penjualan. Hal ini mencerminkan bagaimana pelanggan dan bisnis makin berhati-hati dalam mengeluarkan dana untuk proyek AI yang dianggap belum memenuhi harapan pasar.
Sebagai dampaknya, saham Microsoft anjlok 2,28%, sempat turun ke level terendah dalam satu minggu di $475,22 sebelum sedikit membaik dan ditutup di atas $486 per saham. Meski rebound, saham Microsoft tetap turun pada hari tersebut.







