data-ekonomi-yang-menjadi-fokus-pasar-pekan-ini.jpgSumber Foto: sindonews.com

Data Ekonomi Yang Menjadi Fokus Pasar Pekan Ini

berita

radityo - octaNews

1 Des 2025 11:51 WIB

fxstreet.com : Inflasi AS tetap menjadi perhatian utama menjelang pertemuan The Fed pada 10 Desember 2025, dengan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin melonjak hampir 80%. Perkembangan ini didorong oleh pernyataan pejabat The Fed, termasuk Ketua The Fed New York, John Williams, yang semakin pesimistis sehingga menggerakkan pasar keuangan dengan menurunnya imbal hasil obligasi AS dan penguatan aset berisiko seperti saham dan kripto. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menekankan bahwa keputusan suku bunga Desember masih sulit diambil tanpa data terbaru dari pasar tenaga kerja dan inflasi.

Data ekonomi krusial yang akan dirilis minggu ini meliputi PMI manufaktur ISM yang menunjukkan kontraksi di sektor manufaktur sejak Maret, sedangkan PMI jasa tetap tinggi, mengindikasikan tekanan inflasi yang berlanjut. Selain itu, laporan pekerjaan ADP, PHK Challenger, dan data inflasi PCE September yang diperkirakan naik sedikit juga akan menjadi fokus pengamatan. Produksi industri, pesanan pabrik, dan sentimen konsumen turut menjadi data penting yang akan memengaruhi pandangan pasar terhadap kebijakan The Fed.

Di Australia, data inflasi terkini menghapus ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Australia (RBA), dengan inflasi Oktober mencapai 3,8% tahunan jauh di atas target RBA 3,0%. Meski data PDB kuartal ketiga akan dirilis, pengaruhnya diperkirakan minimal mengingat pemulihan pasar tenaga kerja yang mendukung suku bunga tetap tinggi. Fokus regional juga tertuju pada data PMI dari Tiongkok dan S&P Global yang akan dirilis dalam minggu ini.

Mata uang Yen berpotensi menguat terhadap dolar AS karena pelonggaran kebijakan The Fed dan komentar hawkish dari Bank of Japan (BoJ). Data belanja modal Jepang dan pengeluaran rumah tangga Oktober dapat memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga BoJ pada Desember. Sementara itu, negara-negara OPEC+ kemungkinan besar akan mempertahankan kuota produksi minyak pada awal 2026, dengan perhatian pasar lebih tertuju pada perkembangan rencana perdamaian antara Ukraina dan Rusia yang dipacu pemerintahan Trump.

Sedangkan di Zona Euro, inflasi diperkirakan tetap stabil sekitar 2,1%, mendukung sikap netral Bank Sentral Eropa (ECB) tanpa rencana penyesuaian kebijakan jangka dekat. Data ekonomi seperti revisi PDB kuartal ketiga, pesanan industri Jerman, dan produksi industri Prancis akan menjadi pemicu pergerakan euro jangka pendek, namun kebijakan The Fed dan hubungan perdagangan AS-EU diperkirakan lebih dominan dalam mendorong nilai mata uang ini.

Semua perkembangan ini menunjukkan dinamika pasar global yang dipengaruhi ketat oleh data inflasi dan kebijakan moneter utama negara besar, dengan perhatian tertuju pada pertemuan The Fed yang akan menjadi penentu arah suku bunga akhir tahun 2025.

Disclaimer :

Transaksi perdagangan berjangka komoditi atau trading derivative memiliki potensi kerugian dan keuntungan yang tinggi, harap pastikan bahwa Anda mengambil tindakan yang tepat untuk dapat mengelolanya.