Nilai tukar EUR/GBP mengalami tekanan penjualan dan bergerak mendekati level 0.8620 pada sesi perdagangan Eropa, Rabu (17/8). Pelemahan ini dipicu oleh penguatan Pound Sterling (GBP) terhadap Euro (EUR), yang didorong oleh rilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Inggris yang lebih tinggi dari perkiraan pasar.
- Rincian Data Inflasi Inggris yang Memicu Volatilitas
- Prospek dan Faktor Penting yang Perlu Diperhatikan
Pergerakan pasangan mata uang ini ke depan akan sangat dipengaruhi oleh komunikasi kebijakan dari bank sentral. Para pelaku pasar kini mengarahkan perhatian pada pidato yang akan disampaikan oleh Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, hari ini. Isi pidatonya diperkirakan akan memberikan petunjuk berharga mengenai trajectory suku bunga ECB di tengah kondisi ekonomi yang masih beragam.
Selain itu, rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) awal Zona Euro dan Inggris untuk bulan Agustus pada Kamis besok akan menjadi indikator penting bagi kesehatan ekonomi kedua wilayah. Apabila data PMI Zona Euro menunjukkan hasil yang lebih kuat dari perkiraan, Euro berpotensi mendapatkan momentum untuk pulih melawan Pound Sterling dalam jangka pendek.
Sebaliknya, data inflasi Inggris yang persistensi ini dapat mempengaruhi ekspektasi atas langkah kebijakan Bank of England (BoE) ke depan, yang pada gilirannya akan terus mendukung Sterling.
Badan Statistik Nasional Inggris (Office for National Statistics) melaporkan bahwa inflasi IHK tahunan (YoY) untuk bulan Juli mencetak kenaikan sebesar 3,8%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pencapaian bulan Juni sebesar 3,6% dan melampaui konsensus pasar yang berada di level 3,7%.
Yang lebih signifikan, inflasi inti (core inflation) yang mengecualikan komponen volatile seperti makanan dan energi juga naik menjadi 3,8% (YoY) dari 3,7% pada bulan sebelumnya, kembali mengungguli ekspektasi analis yang memperkirakan angka akan tetap di 3,7%. Di sisi lain, inflasi bulanan (MoM) justru melambat menjadi 0,1% dari 0,3% di bulan Juni. Respons pasar terhadap data tahunan yang kuat ini langsung terlihat dengan mengalirnya minat beli pada Pound Sterling.