Jakarta, 23 Juni 2025 - Harga emas melonjak tajam ke atas $3.360 per ons setelah Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap tiga situs nuklir Iran pada hari Sabtu. Saat pasar Asia dibuka pada hari Senin, harga emas langsung melonjak mendekati $3.400 per ons.
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat setelah serangan tersebut, diikuti oleh pertukaran rudal antara Iran dan Israel. Kondisi ini mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas. Sementara itu, pasar global kini menunggu reaksi lanjutan dari Iran dan sekutu-sekutunya.
Ulasan Analisa Fundamental:
Sebelumnya, sentimen positif di pasar ekuitas Eropa sempat menekan harga emas. Namun, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah membatasi tekanan penurunan tersebut. Meski demikian, sentimen bearish masih mendominasi grafik harian emas, dipengaruhi oleh kebijakan hawkish dari The Fed.
Dalam dot plot terbaru, FOMC memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga hingga akhir 2025. Namun, untuk tahun 2026 dan 2027, hanya satu kali pemangkasan sebesar 25 basis poin yang diperkirakan masing-masing tahun, dengan mempertimbangkan risiko inflasi yang masih tinggi.
Di sisi lain, pernyataan Donald Trump terkait rencana pemberlakuan tarif untuk sektor farmasi menambah ketidakpastian pasar menjelang tenggat waktu 9 Juli. Ketegangan geopolitik memuncak usai AS menyerang fasilitas nuklir Iran.
Ulasan Analisa Teknikal:
Saat pembukaan pasar Asia, emas naik signifikan dan menyentuh level $3.397 per ons. Kenaikan ini merupakan respons langsung terhadap serangan AS. Arah teknikal saat ini terpengaruh oleh kemungkinan reaksi balasan dari Iran.
Harga emas diperkirakan akan menghadapi resistensi di level $3.403, $3.418, dan $3.433 per ons. Sementara itu, level support berada di kisaran $3.356, $3.340, hingga $3.322 per ons. Range pergerakan harga hari ini diperkirakan berada di antara $3.350,30 hingga $3.403,45.
Pasar pekan ini akan fokus pada perkembangan konflik Israel-Iran serta rilis data inflasi Amerika Serikat.