Harga emas (XAU/USD) melonjak lebih dari 2% pada Senin, mencapai rekor tertinggi $4.449 per ons troy. Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Venezuela, ditambah kepastian keputusan tarif Trump yang ditegaskan Mahkamah Agung AS pada Januari mendatang. Dolar AS yang melemah serta penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS semakin mendukung permintaan aset safe haven ini, seiring pasar memperkirakan pelonggaran kebijakan Federal Reserve (Fed) hingga 59 basis poin (bps) pada 2026.
Ulasan Analisis Fundamental
Ketegangan di Karibia memanas setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan "blokade" terhadap kapal tanker minyak yang meninggalkan atau memasuki Venezuela pekan lalu. Hal ini menambah kekhawatiran global, mendorong investor beralih ke emas sebagai lindung nilai. Ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed yang lebih dalam tahun depan juga turut mengerek harga, karena imbal hasil obligasi AS semakin rendah.
Malam ini, perhatikan rilis data ekonomi AS penting seperti GDP Triwulan III, Indeks Harga PCE Inflasi yang tertunda, serta ADP Nonfarm Employment Change. Data ini berpotensi memengaruhi sentimen pasar emas.
Ulasan Analisis Teknikal
Pada sesi Asia Senin, emas menembus level $4.449 per ons, didorong faktor geopolitik dan data ekonomi AS yang melambat. Koreksi harga tampak terbatas karena volume transaksi tipis menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Level Support: $4.445, $4.420, hingga $4.400.
Level Resistance: $4.480, $4.505, hingga $4.521.
Rentang Perdagangan Diprediksi: $4.420–$4.520.
Emas kemungkinan tetap sideways dalam rentang tersebut kecuali ada katalis baru dari berita geopolitik atau data ekonomi.