Harga emas menguat di pasar AS pada hari Jumat dan diperdagangkan di level tertinggi dalam seminggu, mendekati $3.365. Kenaikan ini dipicu oleh penurunan tajam imbal hasil obligasi Treasury AS, yang mendorong momentum bullish emas. Pasar kembali mengevaluasi prospek suku bunga The Fed setelah data Nonfarm Payroll (NFP) AS dirilis lebih lemah dari perkiraan.
Selain itu, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif lebih tinggi terhadap mitra dagang utama di seluruh dunia, menambah ketidakpastian pasar.
Analisis Fundamental
Putaran terbaru pembicaraan perdagangan AS-China berakhir tanpa kesepakatan, memicu ketidakpastian di pasar dan mengurangi minat investor terhadap aset berisiko. Hal ini menjadi faktor pendorong positif bagi harga emas sebagai safe-haven asset.
Meskipun Ketua Fed Jerome Powell pada Rabu sebelumnya sempat meredam ekspektasi pemotongan suku bunga pada September, lemahnya laporan NFP AS membalikkan sentimen pasar. Data NFP hanya mencapai 78K, jauh di bawah perkiraan, dan mengalami revisi turun dari 144K menjadi 14K untuk periode sebelumnya.
Melemahnya data tenaga kerja AS memperkuat spekulasi bahwa The Fed mungkin akan memangkas suku bunga, sehingga menekan imbal hasil obligasi AS dan melemahkan dolar.
Analisis Teknikal
Pada perdagangan Jumat, harga emas berbalik naik ke $3.363,70 setelah rilis data NFP. Pergerakan ini mengabaikan sinyal hawkish The Fed sebelumnya.
- Level Support:
- $3.335
- $3.315
- $3.302
- Level Resistance:
- $3.368
- $3.385
- $3.402
Range pergerakan diperkirakan berada di antara $3.335,40 hingga $3.384,40.
Dengan sentimen pasar yang masih waspada, emas berpeluang melanjutkan penguatan jika tekanan pada dolar AS dan imbal hasil obligasi tetap berlanjut.